Percetakan : Proses dan Tahapannya
Percetakan
(printing) merupakan teknologi atau seni yang memproduksi salinan dari
sebuah image dengan sangat cepat, seperti kata-kata atau gambar-gambar
(image) di atas kertas, kain, dan permukaan-permukaan lainnya. Setiap
harinya, milyaran bahan cetak diproduksi, termasuk buku,, kalender,
buletin, majalah, surat kabar, poster, undangan pernikahan, perangko,
kertas dinding, dan bahan kain. Ini karena hasil percetakan dapat dengan cepat mengomunikasikan pemikiran dan informasi ke jutaan orang. Percetakan dianggap sebagai salah satu penemuan yang paling penting dan berpengaruh di dalam sejarah peradaban manusia.
Sejak pertengahan 1400-an hingga awal 1900-an, percetakan
merupakan satu-satunya bentuk komunikasi massa. Pendidikan bergantung
pada ketersedian bahan bacaan, bahkan setelah penemuan-penemuan seperti
radio, televisi, dan gambar bergerak, hasil percetakan tetap menjadi
sumber informasi utama bagi dunia. Pada masa sekarang ini, percetakan merupakan industri penting di setiap negara maju di dunia.
Percetakan : Proses dan Tahapannya
Sebelum produk percetakan siap dipasarkan atau diperlihatkan, produk tersebut harus melalui rangkaian tahapan yang termasuk di dalamnya typesetting, persiapan seni gambar (art work preparation), pemasangan gambar (image assembly), platemaking, dan operasi penyelesaian (finishing operation).
Typesetting
Setiap karakter yang dicetak diciptakan dari type. Setiap karakter huruf cetak mewakili satu huruf, nomor, atau tanda baca. Typesetting adalah tahap pertama dalam proses percetakan.
Inilah metode di mana kata-kata (disebut salinan) diubah menjadi corak
yang sesuai untuk proses percetakan. Kini, kebanyakan huruf cetak
disesuaikan oleh komputer. Typesetting modern disebut juga phototypesetting atau komposisi komputer. Komputer telah merevolusi industri typesetting. Dulu, percetakan
surat kabar harus mengatur setiap karakter secara manual setiap
individu huruf cetak, namun kini seorang reporter bisa mengetik cerita
menggunakan keyboard komputer dan mengirimnya secara elektronik ke mesin
typesetting otomatis. Mesin-mesin ini mampu mengatur tipe pada
kecepatan 10.000 karakter per detik.
Pada phototypestting, setiap karakter
typeset diciptakan dari master image dari karakter tersebut. Master
image disimpan baik secara fotografis maupun sebagai informasi digital
didalam komputer.
Image Assembly (Pengaturan gambar)
Saat huruf cetak telah siap, maka akan
dikombinasikan dengan ilustrasi dan kemudian diletakkan pada posisinya
di halaman. Proses ini disebut layout. Film dari huruf cetak
dikombinasikan dengan film dari ilustrasi didalam proses yang dinamakan stripping. Kombinasi akhir setiap film dari setiap halaman digunakan untuk platemaking.
Satu plat percetakan
biasanya mengandung beberapa image dari berbagai halaman berbeda.
Film-film final dari semua halaman diposisikan diatas plat sehingga
halaman-halaman tersebut berada dalam urutan yang benar setelah lembaran
cetakan dicetak dan dilipat. Proses ini disebut sebagai imposition stripping.
Platemaking (Pembuatan Plat)
Setelah semua lembaran salinan typeset
dan artwork telah dipasang menjadi layouts, proof dibuat untuk
memastikan semua bagian dan warna ada dalam tempat yang sesuai. Proof
memberikan kesempatan pada pelanggan untuk menilai adanya kesalahan dan
untuk melihat bagaimana hasil cetakan akan terlihat nantinya.
Akhirnya, layout yang dikoreksi (flats)
digunakan untuk membuat plat darimana gambar akan dicetak. Plat ini
dibuat dari substansi keras seperti logam, karet, atau plastik. Gambar
yang hendak dicetak ditransfer ke plat sekaligus dengan cara yang
berbeda-beda. Gambar akan tercetak ketika plat yang telah ditintai
menekan kertas atau material lain.
Printing Presses (Mesin Pencetak)
Saat plat percetakan telah dibuat, plat akan diletakkan pada mesin yang dinamakan presses yang
digunakan untuk mencetak pada kertas atau material lainnya. Mesin
percetakan melakukan beberapa fungsi otomatis: Presses menintakan plat;
meletakkan kertas atau bahan lain ke plat: mencetak image dengan
mentransfer tinta dari plat ke kertas atau material lain; dan melekatkan
bagian-bagian yang tercetak. Beberapa presses, disebut perfecting
presses, mampu memcetak kedua sisi kertas pada saat yang bersamaan.
Presses bisa merupakan sheet-fed (menggunakan satu sheet pada satu waktu) atau web-fed
(menggunakan rol yang berkesambungan, atau web dari kertas atau
material lain.) Presses bisa mencetak satu warna atau beberapa warna.
Pada percetakan multiwarna, setiap warna membutuhkan unit percetakan yang terpisah, masing-masing memiliki plat dan tintanya sendiri.
Ada banyak macam presses yang berbeda,
tetapi semua itu hanya terdiri atas tiga kategori dasar: platen
(permukaan rata) presses; presses silinder; dan rotary (gerakan memutar)
presses. Dari ketiga kategori ini, rotary presses merupakan jenis yang
paling sering digunakan saat ini.
Penyelesaian dan Penjilidan
Setelah material selesai dicetak,
material biasanya melewati operasi akhir untuk menjadi produk yang telah
selesai. Beberapa cetakan lembaran, seperti poster dan alat tulis
menulis kantor, bisa langsung dikirimkan tanpa proses yang lebih lanjut.
Bagaimanapun juga, kebanyakan produk yang dicetak dalam ukuran besar
terdiri atas beberapa gambar yang terpisah. Setelah lembaran ini dicetak
dan dilipat, barang-barang ini disebut sebagai signatures.
Signature disusun sesuai urutannya, dibatasai, dan dipotong. Pekerjaan
ini memerlukan pelipatan dan memotong signatures, atau membuat macam
dari paket khusus dan material periklanan, disebut juga finishing.
Prosedur penjahitan, penjepretan (stapling), atau pengeleman halaman ke
punggung (untuk membuat material seperti buku, majalah, dan katalog)
disebut sebagai binding.
Ada banyak metode percetakan yang
berbeda, tetapi hanya tiga yang biasa digunakan secara umum. Perbedaan
paling menonjol adalah mengenai tipe dari plat, atau permukaan
pencetakan. Mereka menggunakan: percetakan letterpress
dilakukan dengan permukaan pencetakan yang timbul; litografi dilakukan
dari permukaan pencetakan datar; dan gravure dilakukan dari permukaan
pencetakan yang cekung kedalam.
Percetakan Letterpress
Letterpress atau percetakan
bergambar timbul merupakan metode percetakan yang paling tua. Contoh
sederhana dari prinsip letterpress adalah cap karet. Image yang hendak
dicetak diukir pada sebuah karet datar, meninggalkan image yang timbul
pada permukaan karet. Ketika tinta diaplikasi pada permukaan timbul ini
kemudian ditekankan pada kertas atau material lain maka gambar akan
tercetak.
Orang China menggunakan relief method ini ketika mereka menciptakan Diamond Sutra
sebagai buku pertama yang pernah dicetak. Ini dilakukan dengan mengukir
aksara China pada blok-blok kayu. Tinta kemudian diaplikasi pada
karakter yang timbul, kemudian ditekankan dengan tangan pada kertas
mulberry-bark. Kebanyakan sejarawan percaya bahwa Johann Gutenberg dari
Mainz, Jerman merupakan penemu proses percetakan
letterpress seperti yang kita ketahui sekarang. Gutenberg tidak
menggunakan metode tangan dan balok. Sekitar tahun 1440, dia menemukan
sebuah cetakan tangan untuk membuat potongan individual tipe dari timah
leleh dan material lainnya. Cetakan ini mampu membuat banyak salinan
identik dari karakter yang sama dan semua karakter dapat dibuat dari
cetakan dalam ukuran yang sama yang menjadikannya tersusun dan cocok
satu sama lain dengan akurat. Karena potongan logam ini dapat digunakan
kembali dan digerakkan maka penemuan ini disebut juga moveable type.
Metode percetakan ini disebut sebagai letterpress karena mencetak huruf-huruf individual dalam sekali tekan.
Letterpress Plates (Plat Letterpress)
Kebanyakan plat yang digunakan untuk proses percetakan
letterpress sebenarnya merupakan plat duplikat atau copy dari plat
original. Plat original terbuat dari lembaran datar dari zinc,
magnesium, atau tembaga yang telah dibalut dengan bahan kimia
bersensitivitaskan cahaya. Setelah disingkapkan ke cahaya melalui film
negatif, bahan kimia akan menghilang pada daerah non-image yang tidak
terekspos, meninggalkan image yang hendak dicetak timbul diatas
permukaan. Plat-plat original ini disebut engravings yang digunakan untuk menduplikat plat.
Ada empat jenis plat duplikat yang
umumnya digunakan untuk percetakan letterpress, yaitu electrotypes,
stereotypes, plat plastik, dan plat karet.
Mesin Percetakan Letterpress
Gutenberg menggunakan apa yang disebut
platen press untuk mencetak Kitab Sucinya (bibble) yang terkenal. Sebuah
platen press memiliki dua permukaan datar: satu yang disebut bed dan
yang lainnya disebut platen. Bagian bed yang menahan plat pencetak;
bagian platen memegang kertas. Plat kemudian ditintai dengan roller
tinta. Kertas atau material lain akan masuk, baik secara manual maupun
otomatis ke dalam platen. Platen dan bed membuka dan menutup seperti
cangkang kerang.
Sebuah press silinder juga memiliki bed yang datar yang menahan plat pencetak. Silinder yang berputar menyediakan tekanan untuk percetakan.
Kertas atau material lain diambil oleh silinder dan ditahan oleh
penjepit baja yang disebut grippers. Plat pada bed datar bergerak ke
samping untuk bertemu dengan silinder. Kertas kemudian dilalui oleh plat
bertinta. Silinder menyelesaikan rotasinya dan melepaskan kertas ketika
bed kembali pasi posisi semulanya. Pembuatan presses silinder dengan
bed datar tidak lagi dilanjutkan di Amerika Serikat pada tahun 1962
ketika rotary press yang lebih produktif telah banyak digunakan.
Percetakan letterpress
kebanyakan kini menggunakan web-fed rotary presses. Sebuah rotary press
tidak memiliki bed datar. Melainkan menggunakan sebuah plat silinder dan
silinder cetakan (impression cylinder). Plat diukir sesuai plat
silinder: Impression cylinder menyediakan tekanan. Kertas atau bahan
lain tercetak ketika melewati plat silinder dan impression cylinder yang
berputar.
Ketika phototypesetting ditemukan pada
akhir 1940-an, penggunaan tipe logam tuang dan percetakan letterpress
mulai menurun. Letterpress kini telah digantikan kepopulerannya oleh
flexography (percetakan timbul yang menggunakan plat karet atau
plastik), litografi, dan gravure.
Litografi (Percetakan Offset)
Dalam litografi, image dicetak dari
sebuah permukaan datar daripada permukaan timbul. Proses ini berdasarkan
prinsip bahwa minyak (lemak) dan air tidak akan tercampur. Ketika
litogrfi ditemukan pada tahun 1798 oleh Aloys Senefelder di Munich,
Jerman, itu merupakan perkembangan percetakan yang signifikan
dalam lebih dari 350 tahun terakhir. Hari ini kebanyakan barang dicetak
dengan litografi daripada metode yang lain.
Litografi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani: lithos dan graphos,
yang sama-sama memiliki arti “menulis di atas batu.” Senefelder
menggunakan krayon berminyak atau suatu cairan untuk menggambarkan
ilustrasi di atas sebuah batu datar. Dia kemudian membasahi seluruh
bagian batu dengan air. Ilustrasi dari minyak tersebut menolak airnya
(air tidak mau melengket pada minyak). Akan tetapi, sisa bagian batu
yang merupakan daerah non-gambar menerima airnya dan tetap basah. Ketika
Senefelder menaruh tinta berbahan dasar minyak di atas batu, tinta
tersebut menempel pada gambar yang berasal dari minyak, namun tidak pada
daerah yang basah. Ketika dia menekankan sebuah kertas pada batu
tersebut, Senefelder mencetak litografi yang pertama.
Plat Litografi
Secara praktis semua plat litografi kini
terbuat dari lembaran serbukan aluminium di mana kebanyakan telah
diperlakukan khusus untuk membuat daerah non-gambar yang lebih reseptif
terhadap air. Plat kemudian dibalut dengan cairan fotosensitif (sensitif
terhadap cahaya).
Sebuah fotografi negatif dari area
bergambar (salinan typeset dan artwork yang telah ditata) digunakan
untuk membuat plat litografi. Cahaya kuat melewati negatif, mengekspos
daerah bergambar dari plat. Ketika plat yang terekspos berkembang,
cairan fotosensitif mengeras hanya pada daerah image yang terekspos. Ini
adalah daerah di mana tinta akan melekat; daerah yang non-gambar yang
tidak terekpos akan melunturkan tinta ketika dibasahi.
Mesin Percetakan Litografi
Sepanjang tahun 1800-an, semua percetakan
litografi dilakukan pada mesin percetakan dengan bed datar, menggunakan
plat batu. Sekitar tahun 1900-an, sebuah rotary press untuk percetakan
litografi ditemukan. Plat batu tidak bisa dipasang pada silinder, jadi
plat metal digunakan sebagai penggantinya.
Kemajuan terpenting pada percetakan
litografi adalah penemuan mesin percetakan offset pada tahun 1906. Pada
percetakan offset, image tidak langsung dicetak dari plat ke kertas
atau bahan lain, melainkan ditransfer dari plat silinder ke rotating
rubber blanket cylinder (Image “dioffset” ke lapisan karet) Ketika
silinder impressi mengangkut kertas atau bahan lain, tekanan terjadi
pada silinder berlapis karet sehingga image tercetak.
Tipe lain dari mesin percetakan offset yang sering digunakan hari-hari adalah perfecting blanket-to-blanket press. Tipe
ini tidak menggunakan silinder impresi, melainkan menggunakan dua
silinder berlapis karet. Tekanan yang sempurna ini mencetak kedua sisi
dari kertas sekaligus ketika melalui mesin pencetak. Setiap sisi
silinder berlapis karet digunakan sebagai silinder impressi untuk sisi
yang berlawan. Kertas dicetak pada kedua sisi atau perfected, ketika
melewati kedua silinder berlapis karet tersebut.
Prinsip offset memberikan litografi
beberapa kelebihan dibandingkan dengan percetakan letterpress.
Penggunaan offset memberi litografi kemampuan untuk mencetak pada
permukaan kasar di mana metode letterpress tidak dapat melakukannya
dengan baik. Karena plat litografi hanya bersentuhan dengan lapisan
karet halus maka ia memiliki masa pakai yang lebih panjang.
Percetakan Gravure
Gravure merupakan suatu proses intaglio. Kata intaglio berasal dari bahasa Italia yang memiliki arti mengukir atau memahat. Dalam percetakan gravure,
image dicetak dari suatu cekungan, bukan pada permukaan datar atau
timbul. Gravure berkembang dari seni memahat, sebuah metode percetakan ilustrasi yang ditemukan di Jerman sekitar tahun 1476.
Sebuah pemahatan dibuat dengan
pengukiran gambar dengan tangan ke dalam sebuat plat logam datar
menggunakan instrumen-instrumen tajam. Plat dilapis dengan tinta. Ketika
pemahat mengelap bersih permukaan plat, sisa tinta akan terjebak pada
cekungan gambar tersebut. Kertas kemudian akan ditempelkan pada
permukaan plat dan menyerap sisa tinta yang berada di bawah permukaan
plat lalu gambar tercetak.
Percetakan Gravure
bekerja sesuai dengan prinsip pemahatan. Bagaimanapun juga, plat dibuat
secara fotomekanik daripada diukir dengan tangan. Proses tersebut
berkembang pada tahun 1878 oleh Karl Klic, seorang seniman Czech yzng
menggunakan proses tersebut untuk membuat produksi karya seni
berkualitas tinggi berkali-kali.
Plat Gravure dan Silinder
Plat Gravure dan silinder dulunya
terbuat dari film positif berkesinambungan dari tatanan halaman yang
diekspos ke kertas yang dilapis secara khusus yang dinamakan kertas
karbon (carbon tissue). Setelah pemaparan dan pemrosesan, kertas
tersebut ditransfer ke sebuah silinder plat tembaga dan image tersebut
dietsa ke dalam tembaga menggunakan bahan kimia. Ini merupakan suatu
proses yang panjang dan melelahkan serta membutuhkan waktu yang lama.
Operator juga benar-benar harus terlatih. Proses seperti ini masih
digunakan untuk beberapa cetakan pendek dan khusus. Akan tetapi, dalam
kebanyakan kasus, proses ini telah digantikan leh halftone gravure.
Halftone gravure menggunakan positif
halftone dan mesin pemahat elektromekanik. Mesin-mesin ini “membaca”
image secara elektronik. Kepala pemahat yang dikontrol oleh komputer
mengukir sekitar 4000 sel setiap detiknya pada silinder. Laser juga
sekarang digunakan untuk mengukir pelapis platik pada silinder gravure.
Mesin Percetakan Gravure
Meskipun beberapa percetakan gravure dilakukan dengan mesin percetakan
sheet-fed yang menggunakan plat gravure, kebanyakan dilakukan dengan
mesin percetakan rotary web-fed yang menggunakan silinder gravure.
Metode ini disebut sebagai rotogravure. Sebuah unit percetakan
pada rotogravure terdiri atas silinder gravure, silinder impressi,
sebuah sistem tinta, sebuat pengeruk tajam yang disebut doctor blade,
dan sebuah pengering tinta. Warna yang hendak dicetak sama jumlahnya
dengan unit yang ada di mesin pencetak. Ketika silinder gravure
berotasi, silinder akan ditintai oleh roller atau dengan semprotan, dan
mengisi daerah image cekung dengan tinta. Doctor blade kemudian mengeruk
kelebihan tinta yang ada di permukaan silinder gravure. Silinder
impresi memeras kertas atau bahan lain melawan silinder gravure sehingga
image tercetak.
Metode Percetakan Lain
Letterpress, litografi, dan gravure telah menjadi metode percetakan tradisional
yang paling umum digunakan. Akan tetapi, teknologi dan peralatan yang
maju belakangan ini telah memopulerkan beberapa metode lainnya, termasuk
Screen Printing, Flexography, Heat Transfer Printing, dan Fotokopi.
Screen Printing
Disebut juga silk screening atau serigraphy, percetakan
layar dilakukan dengan layar halus, biasanya terbuat dari kawat atau
nilon yang dipasang pada suatu bingkai. Sebuah stensil diproduksi di
atas layar untuk menutup area nongambar. (Image yang hendak dicetak
dipotong dari atau diekspos ke stensil.) Tinta diperas melalui stensil
dan layar ke atas bahan kain, kertas, atau bahan lainnya.
Karena tinta yang digunakan pada screen
printing lebih banyak daripada metode percetakan lain, cetakan layar
biasanya harus dikeringkan dahulu melalui pengering tinta sebelum
dilekatkan. Proses ini sering digunakan dalam pembuatan cetakan seni,
stiker decal, kartu ucapan, penyampulan, dan banyak produk lainnya.
Flexography
Flexography adalah suatu bentuk dari
percetakan letterpress yang menggunakan web-fed rotary press. Proses ini
meggunakan plat karet atau plastik yang elastis dan tinta yang tidak
gampang luntur. Flexography merupakan salah satu metode percetakan
paling sederhana dan semakin banyak digunakan dalam percetakan surat
kabar. Proses ini diperkirakan akan menggantikan metode letterpress
dalam percetakan surat kabar.
Heat Transfer Printing
Pada heat transfer printing, image
pertama akan dicetak pada kertas dengan tinta khusus. Image yang telah
ditintai kemudian ditransfer ke bahan kain atau material lain dengan
menggunakan panas dan tekanan (biasanya ada unsur besi yang digunakan).
Kaos biasanya dicetak dengan metode heat transfer.
Fotokopi
Fotokopi juga dikenal sebagai xerography. Ini merupakan metode percetakan yang cepat dan ekonomis yang digunakan berbagai bisnis untuk menyalin cepat surat-surat dan memoranda kantoran.
Fotokopi bekerja atas kelistrikan
statik. Sebuah silinder rotasi, dibalut dengan selenium (elemen
non-logam) dan dipacu dengan listrik statik yang berfungsi sebagai plat
pencetak. Selenium tidak terpacu pada area non-gambar ketika terekspos
cahaya. Image, cahaya diproyeksikan melalui sebuah lensa kepada
silinder, menahan energi. Secara negatif, bubuk hitam yang dipacu
tertarik kepada energi positif yang dipacu pada area bergambar pada
silinder. Ketika kertas melewati silinder, kertas menerima image dari
bubuk hitam. Kertas yang terbubuk lalu dihangatkan untuk membuat bubuk
menempel ke kertas. Demikianlah proses dan tahapan percetakan.